Bismillahirohmanirrohim

Just another WordPress.com weblog

Mada owaranai no

Sekarang tanggal 25 Dec 2007.

Manuscript Prunus grayana ku masih berada di proffesor. Belum juga bisa di submit ke jurnal.

Semoga segera selesai urusan satu ini dan bisa semangat konsent pada tugas yang lainnya.

December 25, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

Catatan 5 Sept 2007 Kepedulian Teman Jepang

Di densa nih , mau pulang dari kerja dari Higashi Ginza. Hari ini orang-orang yang di telpon di tempat kerjaan, pas dapat customer yang baek-baek. Alhamdulillah…

Lama juga nggak kerja.Maunya sih memulihkan gajiku sd 30 ribu lah… bisa nggak ya? Insya allah bisa, sebenernya bisa ya. Tinggal atur jadual aja. Hanya memang di Nikko dua minggu dari setiap bulannya. Pengennya kalo di Tokyo, pengen jalan-jalan melulu nih. Jadinya malah ngabisin uang ya.

Hari ini mengantar Novi Step Student dari IPB pulang ke Indonesia. Nganternya hanya dari rumah, sampai ke Sinjuku. Novi yang manis. Yang sangat penuh motivasi. Mudah diarahkan untuk hal-hal yang cemerlang. Insya allah bisa master dan doktor lagi di Jepun.

Jam 5.35 off dengan taxi menuju Fuchu eki. Alhamdulillah teman-teman lab nya ada 7 orang pada mengantar sampai Sinjuku eki. Sementara orang Indonesia, hanya aku yang ngantar. Emang sih, kita sudah perpisahan dengan Novi. Tetapi ternyata sebenarnya si para labo member juga sudah perpisahan dengan Novi di lab nya. Dan mereka masih pada mengantar sampai Sinjuku eki.

Kepedulian yang bagus yang dimiliki. Entah itu atas perintah Sensei atau tidak, tetapi mereka satu lab terlihat kompak sekali. Alhamdulillah Novi…

Novi yang manis, berjilbab, suaranya sangat lembut.Tetapi orangnya sebetulnya bermotivasi tinggi dan sangat teas terhadap kemauan yang ingin di capai atau bahkan kemauan untuk tidak ingin melakukan sesuatu.

Selamat Jalan Nov… Semoga selalu sehat wal afiat dan tercapai apa yang diinginkan. Amin… Tadi pagi aku nangis juga melepasnya. Tambah sepi lagi deh Kaikan Fuchu tanpa Novi. Selamat mudik adikku. Semoga masternya segera bisa di raih di TUAT lagi, Amin…

Tadi pagi ngaji di rumah Uni Via. Awal-awal manggilnya Mbak Via. Lama-lama tahu dari Padang, aku panggil Uni saja. Rumahnya bagus. Bayar per bulannya adalah 90 ribu yen. Selama 35 tahun katanya baru bisa lunas rumah yang mereka tempati. Heibat ya, bisa punya rumah di Jepun.

Yang datang duluan tadi Mbak Nita, Mbak Maya. Bersuamikan orang Jepun. Aku di jalan ketemu Teh Nunung, Teh Ai, Uni Evi dan satu lagi orang mana ya.

December 23, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

Catatan 4 Agustus 2007

Meguro naikk Toei Mita Line (Jurusan Nishi Takashimadaira dan ganti kerete di Jimbo cho, Toei Sinjuku Line sampai Funabori (Jurusan Moyawata).

Mau ke mana sih wie?

December 23, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

Catatan 2 Agustus 2007

I went to Mr Tokita laboratory. Seneng bisa lihat lab beliau. Tentunya atas ijin yang sangat jelas sekali dari Furubayashi Sensei.

December 23, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

Catatan 19 Juli 2007

Ribut mulut dengan papa. Gara-gara semalam tiba-tiba fira mengundang ai chan dan papa-mama nya ai chan dan timor kun. Aku sendiri kaget luar biasa. Muka papa sudah penuh marah saat makan susi.

Marahnya berlanjut lagi. Pak Ripto mau datang jam 10 malam, kami baru pulang dari susi ondo. Sampe rumah, Pak Ripto baru aja datang. Papa bilang, “Ma, masakin buat Pak Ripto”

Aku jawab, “Iya”. Tanpa ganti baju lagi, aku langsung potong-potong tahu, masukkan macam-macam bumbu dll. Yes ! selesai…

Aku coba duduk sebentar di sofa. Tiba-tiba Fira bertengkar dengan Papanya gara-gara hal kecil.Di suruh lekas tidur, TV dimatikan. Lalu Fira menghidupkan lagi.  Lalu dapatlah hadiah jeweran di kuping Fira dan itu membuatnya sesengukan.

Dengan badanku yang masih lelah pulang dari kerja paruh waktu, kugendong Fira, agar segera masuk kamar.

“Mama, nyalakan AC dong” pintanya masih dengan sesengukan. Kukabulkan permintaannya. Aku bangkit lagi dari tempat tidur dan bergegas memencet tombol kuning agak lama. Lalu keluarlah angin segar dari AC. Singkat cerita, aku ikut terlelap sampai pagi hari tanpa aku inginkan. Inginnya hanya menidurkan saja, tetapi ikut tertidur, sampai-sampai aku lengah terhadap tamu yang mestinya kami jamu dengan baik. Lagi-lagi paginya dapat marah dari Papa. Nasib-nasib…

December 23, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

MOU Unila dan Jepang

Jum’at, 14 Desember 2007

MOU:Unila dan Jepang Kerja Sama Penelitian

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Untuk mengembangkan energi terbarukan dari bahan biomasa seperti singkong dan ampas tebu, Universitas Lampung (Unila) bersama Marubeni Corporation, Jepang, melakukan kerja sama penelitian. Produk hasil penelitian itu akan dipatenkan sebagai hasil karya Unila sedangkan pemasarannya akan dikelola perusahaan Jepang itu di pasaran internasional. Penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding–MoU) dengan pihak Marubeni dilakukan di ruang Rektorat, Kamis (13-12).

Rektor Unila Sugeng P. Harianto mengatakan kini kelangkaan sumber energi menjadi salah satu permasalahan dunia. Menipisnya sumber energi fosil menyebabkan para ahli beralih ke penelitian sumber-sumber energi terbarukan, seperti energi yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan.

Salah satu potensi terbesar Lampung yang dapat digunakan sebagai bahan sumber energi terbaru adalah singkong dan ampas tebu. “Kami sudah menyurvei dan memetakan wilayah Lampung yang memiliki potensi bahan baku tanaman yang bisa diolah menjadi energi terbarukan. Ini akan sangat membantu kelanjutan penelitian ini. Setelah produk ini berhasil, Unila yang memiliki hak paten dan mereka (pihak Jepang) yang akan membantu pemasarannya di dunia internasional,” kata Sugeng, usai menandatangani MoU dengan pihak Jepang.

Usai penandatanganan, Sugeng juga mempersiapkan diri merayakan pelantikannya dengan menggelar kesenian wayang semalam suntuk bersama kepala daerah se-Lampung dan warga di Gedung Serbaguna (GSG) Unila, malam ini. Tokoh pewayangan yang diangkat dalang nasional Ki Entus Sesumo adalah Krisno Gugah yang menceritakan tentang proses pertapaan Krisno dalam mencari ilham dari Yang Mahakuasa.

Sampai akhirnya jiwa Krisno dibangun dari pertapaan panjang itu untuk memberikan pencerahan kepada masyarakatnya. Menurut Sugeng, acara wayang semalam suntuk itu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung.

“Krisno Gugah memiliki pesan moral yang sangat mulia bahwa pembangunan jangan dimulai dari fisik. Akan tetapi, dari jiwa dan mental kita. Selanjutnya baru dibangun fisiknya. Kalau bisa pembangunan mental dan fisik seiring dan seimbang. Itulah yang akan diterapkan di Unila ini untuk membangun Unila yang utuh, jiwa dan raga,” kata Sugeng. Sugeng juga mengharapkan kehadiran kepala daerah di acara itu menjadi dukungan positif pada berbagai program penelitian dan pengembangan Unila sesuai dengan visi Unila sebagai pusat kajian ilmiah dan pusat penelitian di Lampung. RIN/S-2

December 17, 2007 Posted by | Hikmah | Leave a comment

GURU SD, GAJI PROFESIONAL

Senin, 17 Desember 2007
BURAS

Guru SD, Gaji Profesional!

H.Bambang Eka Wijaya:

“APA tak sulit anak ibu SD negeri di sini?” tanya Edo ke mahasiswi S-3 yang membawa anaknya ke Jepang.

“Enam bulan pertama ia didampingi penerjemah yang ditanggung Pemerintah Jepang, berbisik apa yang dimaksud guru!” jawab si ibu. “Setelah itu lancar!”

“Prestasi belajarnya juga baik?” kejar Edo.

“Di sini setiap murid mendapat nilai 100!” tegas ibu. “Metode belajar-mengajarnya beda dengan di negeri kita! Guru SD Negeri di sini klasifikasinya profesional! Gajinya tertinggi di antara pegawai negeri! Kalau gaji pegawai negeri umumnya di kisaran 200 ribu yen, guru SD bisa 250 ribu yen atau lebih sebulan!”

“Metode belajar-mengajarnya dahulu!” potong Edo.

“Setiap mengerjakan soal, murid memakai pensil! Hasilnya diperiksa guru satu per satu, yang salah dicoret! Lantas murid dipanggil, diberi tahu yang salah, kenapa salah, dan bagaimana cara mengerjakan yang benar! Kemudian si murid disuruh memperbaiki sendiri jawaban yang salah itu, jawaban baru ditulis dengan bolpoin merah!” jelas ibu. “Usai diperbaiki dan semua soal telah terjawab betul, baru diberi ponten 100 oleh guru!”

“Dengan metode itu murid jadi benar-benar menguasai pelajaran yang diberikan!” timpal Edo. “Di negeri kita guru cuma memberi nilai, murid tak diberi tahu kenapa salah, dan yang benar seperti apa!”

“Meski begitu perhatian orang tua murid pada anaknya harus intens!” tegas ibu. “Setiap hari guru membuat catatan khusus atas setiap murid di buku penghubung guru dan orang tua murid! Buku itu harus dibaca dan ditandatangani orang tua murid! Kalau tak ditandatangani, tempat tanda tangan di buku itu diconteng merah oleh guru! Lalu perhatian guru beralih ke orang tuanya, bahkan datang ke rumah si murid untuk mengetahui kondisi keluarganya! Pokoknya, orang tua diyakinkan pendidikan anak bukan semata tanggung jawab sekolah, tapi juga keluarganya!”

“Lalu soal profesionalitas guru SD tadi!” lanjut Edo.

“Untuk jadi guru SD, dasarnya S-1 atau master!” jelas ibu. “Sebelum mengajar, ia digodok dahulu oleh Monbukagakusho–Departemen Pendidikan dan Kebudayaan–selama setahun sampai mendapatkan sertifikat untuk mengajar! Jadi, di Jepang guru mendapat sertifikat profesional dahulu baru mengajar, bukan mengajar dahulu baru cari sertifikat! Sudah punya sertifikat pun, masih harus melalui satu tahapan lagi, testing profesionalitas sesuai dengan standar sekolah di mana ia akan mengajar!”

“Kalau begitu pantas guru SD berkelas profesional dan paling terhormat di kalangan pegawai negeri!” tegas Edo. “Dengan metode belajar-mengajar yang tuntas penyampaian dan penguasaan pelaajaran dari guru ke murid itu pula, memang tak perlu ujian semester dan ujian nasional!”

“Itu dilakukan dengan jam belajar dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga atau lima sore!” tegas ibu. “Masa belajar anak sini jauh lebih panjang dibanding dengan anak-anak seusia di negeri kita! Jelas, siapa yang lebih banyak menimba, akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak! Artinya, tantangan generasi muda kita dalam persaingan global di masa depan akan jauh lebih berat! Itu yang harus kita sadari bersama!” ***

December 17, 2007 Posted by | Hikmah | Leave a comment

Sepeda di Tokyo

Sepeda di Tokyo

Posted by: “soniwicaksono

Thu Dec 13, 2007 8:52 pm (PST)

Jum’at, 14 Desember 2007 BURAS ‘Bike Way’, Solusi Tokyo!
H.Bambang Eka Wijaya:
EDO tak percaya apa yang dilihatnya. Ia kucek mata sekali lagi untuk meyakinkan yang dilihatnya tak keliru–setiap stasiun kereta api (KA) di Jepang dilengkapi tempat parkir yang dijubeli ribuan sepeda!

“Tempat penyimpanan sepeda itu ada yang gratis, ada yang bayar!” jelas Edi. “Yang gratis dikunci sendiri dengan kewajiban setiap sepeda harus punya dua gembok! Sedangkan yang bayar, selain diberi tempat roda terkait gembok milik penitipan, juga dua kunci pemilik sepeda sendiri!”
“Kewajiban pemilik sepeda apa lagi?” kejar Edo.

“Setiap sepeda wajib punya keranjang di depan, ada lampu dengan dinamo putar di roda depan, dan tak boleh boncengan!” jelas Edi. “Soalnya, kalau Jakarta membuat solusi mengatasi kemacetan dengan bus way yang menyita badan jalan mobil, solusi Tokyo justru bike way! Dua sampai tiga meter trotoar di Kota Tokyo, dari pusat kota hingga pinggiran, dijadikan bike way sekaligus untuk penjalan kaki! Di setiap persimpangan atau pintu masuk rumah orang dibuat landai agar pengendara sepeda nyaman!”

“Aku kagum justru di depan pertokoan elite dan besar seperti Shinzuku, Sibuya, Miguro, Ginza, dan lainnya, di depannya banyak parkir sepeda!” entak Edo.
“Lebih menarik itu, cewek-cewek kota megapolitan Tokyo dengan rok di atas lutut sekalipun musim dingin, pakai stoking berajut hitam sampai paha dengan sepatu bot menutup betis dan jas tebal yang modis, beriringan mengayuh sepeda dari stasiun ke tempat kerjanya!” ujar Edi. “Bahkan di berbagai kampus terkemuka, dari Waseda sampai Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), lebih 50 persen mahasiswa dan dosennya–tanpa kecuali para profesornya- -ke kampus bersepeda!”

“Pekan lalu aku ke Gifu Internatinal University, dari belasan ribu mahasiswanya hampir 10 ribu pakai sepeda ke kampus!” timpal Edo. “Kupikir itu karena di luar kota! Ternyata di Tokyo jumlah sepeda dramatis!”

“Lebih dramatis lagi, setiap sepeda selain tiga kewajiban tadi, keranjang, lampu, dan gembok ganda, saat beli wajib diasuransikan! ” tegas Edi. “Bayar asuransinya rata-rata 3.000 yen, setara 10 kilo beras!”
“Mahal juga asuransinya, Rp225 ribu!” entak Edo. “Kalau di Indonesia itu sudah bisa beli sepeda ontel!”

“Harga sepeda baru di sini antara 5.000 dan 10 ribu yen!” jelas Edi. “Bagi warga sini itu cukup murah, dibanding dengan turun dari KA ke kantor atau ke rumah naik bus feeder yang antre di depan stasiun, ongkosnya 310 yen! Apalagi naik taksi, buka pintu argonya 710 yen, setara Rp50 ribu!”
“Jelas lebih enak naik sepeda, tak bayar dan sehat!” tegas Edo. “Dan sebagai solusi, bike way Tokyo jauh lebih berhasil ketimbang bus way Jakarta! Sebagai kota megapolitan berpenduduk lebih 15 juta, Tokyo tak macet separah Jakarta!”

“Begitulah! Negara maju mengatasi masalah dengan cara yang sederhana, dan terbukti berhasil!” sambut Edi. “Sedang kita negeri terbelakang coba-coba mengatasi masalah dengan cara sok canggih, hasilnya malah menimbulkan masalah baru yang jauh lebih fatal!” ***

http://www.lampungp ost.com/buras. php?id=200712140 1055616

Maaf kepanjangan. ….. pengamatan BEW (Bapak Bambang Eka Wijaya) selama di Jepang menjadi inspirasi dalam tulisan di kolomnya BURAS. Siapa tahu di edisi berikut, bahan obrolan teman2 waktu itu akan muncul…..

Wassalam
Soni

December 17, 2007 Posted by | Hikmah | Leave a comment

Dari Pak Edy Marwanta

Posted by: “Edy Marwanta”

Thu Dec 13, 2007 4:37 pm (PST)

Wah, banyak kabar gembira yach di sini.

1. Bang Ferzet dan Kang Tatang sekeluarga, barakallahu
lakum smoga kelak si kecil menjadi anak-anak yg sholih
sholihah, penyejuk mata.

2. Yg lagi milad pernikahan (Mas Soni dan Mba Dewi)

December 17, 2007 Posted by | Catatan Harian | Leave a comment

Dari Ayu Gaidai

Posted by: “Ayu Maulita

Wed Dec 12, 2007 2:54 am (PST)

Barakallah buat Mbak Dewi dan Pak Soni atas milad pernikahannya yg ke sembilan.
Smg selalu jadi keluarga yg sakinah, mawadah, wa rahmah, wa dakwah…

Wa.., telat baca undangan makan2 nih.., pingin.. lain kali aja deh makan masakannya mbak dewi yg enak2 itu..

Ayu

December 17, 2007 Posted by | Catatan Harian | 1 Comment