Dia Memang Orang Beruntung
Dia Memang Orang Beruntung
Posted by: “bainah dewi”
Tue Jan 22, 2008 4:56 pm (PST)
Tidak banyak Orang Indonesia yang bisa sekolah di Jepang. Tidak banyak juga orang Indonesia yang setelah tepat tiga tahun, bisa menyelesaikan S3 nya. Tidak banyak orang Indonesia di Jepang yang bisa merasakan salju setiap tahun bisa turun di Tokyo.
Tetapi dia, saat ini berada di Tokyo dan kembali bisa merasakan salju indah dari pembuatnya yang Maha Indah.
Dia hobinya belajar, tapi untuk penyeimbangnya, dia ternyata hobi nyanyi dangdut dan rok. Ah salah tulis, nyanyi Rock. Ah salah tulis lagi ya…
Terkejut melihatnya bergaya seperti Mikel Jeksen (biarlah salah tulis lagi), bahkan mendayu-dayu suaranya dengan lagu “Bang Toyib, Mengapa kau tak pulang…pulang. .anakmu.. anakmu… ”
Tetapi juga penuh hafalan cerita-cerita lucu dan banyolan klasik yang sebenarnya tidak terlalu lucu tetapi buat orang-orang Indonesia yang ada di Jepang, terdengar menjadi sangat lucu sekali.
Dia memang beruntung. Meminang seorang penyiar televisi Yogyakarta yang ayu dan berwajah klasik Jowo. Menjadikannya penyejuk hati kala galaw dan gundah di dera tuntutan publikasi internationalnya saat itu. Dia juga beruntung, memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya juga para menantunya. Dia memang ditakdirkan menjadi orang beruntung.
Tiga tahun lalu, aku pernah memergokinya tertidur di atas meja kerja labnya. Bangun dalam keaadaan rambut HIMKRI, alias Himpunan Mahasiswa Kriting Indonesia. Karena tak sempat pulang dari lab, tak sempat makan pagi bahkan tak sempat mandi setiap hari. Tiga tahun lalu, aku diberi tahu pertama kali bahwa bakwan yang aku goreng mengandung jumlah minyak yang banyak sekali. Dilapnya dengan tissu lalu ditunjukkannya ke muka ku si tissu itu,” Ini lihatlah minyak yang kau sumbangkan untuk kolesterolku” .
Sejak itu aku selalu mengelus bakwan gorenganku dengan tissu, walau kadang habis tissu, dengan terpaksa pakai koran bekas di kaikan.
Tiga tahun lalu, dia mengajarkan aku cara membuka jus minuman. Bukan hanya aku yang diajarinya sampe sengit dan pegel,”Begini nih Mbak, cara membuka jus apelnya, tekan, sret…srett. .. jangan sampai terpegang jari tangan ujung tempat keluarnya air jus, supaya tetap higienis (salah lagi ya ejaannya, ah biarlah…).
Sampai ada teman Bali ku yang sempet shock saat diajari soal perkomputeran olehnya.”Masa begini saja nggak bisa Mbak?Kacian deh lu…”
Dasar gendeng yang mendengarnya aku, maka hanya ada senyum tipis tetap manis, walau hatiku seber ruar biasa (biarlah salah menulis, yang penting, aku tetap menulis dan terus menulis).
Tetapi teman Baliku, hatinya merana mendengar ocehannya yang lucu, jujur, tapi pletak, menjitak kepala sampai bisa langsung gundul.
Dia memang beruntung, mendapati barokah anak perempuan lucu berdarah Yogya Aceh. Dan akan menimang anak perempuan lagi sesaat nanti, untuk menggenapkan sembilan bulan sepuluh hari kandungan teman televisiku yang ayu asli Jowo itu.
Dia juga beruntung, karena di Nokodai tidak mudah untuk bisa lulus tepat waktu.
Tiga tahun lalu, dia membawa dua sepeda, satu dikayuhnya, satu di pegang dengan tangan kanannya, lalu di belakang dibonceng televisi, termos air, karpet, futon, dan semua tetek bengek warisannya yang tak pernah lupa aku syukuri sebagai nikmat Allah saat aku datang pertama kali di Jepang. Menjemputku di kaikan, menunjukkan dan mempertemukanku dengan Sensei Jepangku untuk pertama kalinya, mengenalkan aku pada onigiri saat laparku tiba. Ya… itu.. tiga tahun yang lalu.
Pagi ini, kudapati suaranya yang masih terdengar rada gila via telepon, karena ternyata dia memang orang beruntung. Menjadi Invite Speaker (biarlah salah menulisnya, yang jelas, aku akan terus menulis) dan sudah mulai banyak cited refference dari banyak case tentang pererosian dan pergempaan serta pertsunamian.
Biarlah aku salah menuliskan ini, yang pasti aku tak akan pernah berhenti menulis, apapun yang terjadi dan apapun yang mereka katakan.
Biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Biarlah Sensei menggonggong, yang penting kafilah tetap berlalu. Wah kurang cocok kalimatnya.
Biarlah terus keluar tinta merah, kuning, biru, yang pasti, aku akan terus menulis dan menulis. Ya… tetap menulis walau hanya mampu menulis satu kalimat sehari.
Dia pernah mengatakan “Nulis skripsi di rugos satu huruf satu hari, kapan selesainya?”
Biarlah…biarlah. .. ternyata dia memang orang beruntung.
“Woi, orang pintar bisa kalah dengan orang beruntung… ”
Ah, dia memang orang beruntung.
Semoga saja keberuntungannya menulariku, menulari pasukan Fuchu Koganei.
Selamat datang Bapak SBY.
Sugeng rawuh di gubuk derita lab 411 sebelah Siraki Sensei.
Tokyo, 23 Januari 2008.
BAINAH SARI DEWI
No comments yet.
-
Recent
- 446
- Dewi Dung Beetle
- Biodata Bainah Sari Dewi
- Kuliah Inventarisasi Hutan 3
- Sensei Please Come
- Seindah namanya Intan
- Marisa-san I am Sorry to hear that…
- Mama Aku Rindu
- Biomass International Seminar 3-5 August 2009 Sheraton, Lampung, Indonesia
- Kosakata Dzaky-kun
- Kok Beda Seehhh???
- Kisah kilat doktor Tatang Sopian
-
Links
-
Archives
- February 2011 (3)
- September 2009 (14)
- January 2009 (15)
- December 2008 (1)
- October 2008 (13)
- August 2008 (22)
- June 2008 (51)
- May 2008 (7)
- April 2008 (47)
- February 2008 (29)
- January 2008 (7)
- December 2007 (16)
-
Categories
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS
Leave a Reply